Jumat, 18 Mei 2012

Saudaraku, yang mahal dari hidup ini adalah semangat. Semangat itu bagaikan api, dia bisa membakar apa saja yang menghalangi. Seseorang tidak mendapatkan kesuksesan bukan berarti ia tidak mampu. Biasanya, seseorang tidak mendapatkan kesuksesan karena ia tidak bersemangat. Orang tidak tahajud bukan karena ia tidak sanggup tahajud, tapi karena tidak bersemangat melaksanakannya. Bangsa kita tidak mungkin menjadi pecundang, kalau para pemimpin dan rakyatnya bersemangat.

Bagaimana supaya semangat itu muncul? Pertama, berani bermimpi. Kita harus berani bermimpi. Tentu bukan sembarang mimpi, tapi mimpi positif yang akan menggerakkan kita untuk berusaha menggapainya. Masalahnya, orang Indonesia, katanya, bermimpi saja tidak berani! Kita harus memimpikan Indonesia bangkit menjadi sebuah negara hebat bagai zamrud di Khatulistiwa.

Negara dengan umat Islam terbesar di dunia yang sangat terkenal keindahan alam dan keindahan akhlaknya. Kita harus memimpikan Indonesia terlahir kembali sebagai negara yang diperhitungkan. Kenapa? Karena masyarakat Indonesia dikenal sebagai pekerja keras, bersih, rapi dan tertib seperti shalatnya, selalu bersemangat, dan alamnya dikelola dengan baik sehingga bisa memakmurkan rakyat dan negara di sekitarnya. Kita harus memimpikan Indonesia menjadi negara yang bersih dari korupsi. Para pemimpinnya tidak berminat memamerkan kekayaan kepada rakyatnya. Mau menjadi ciri pemimpin kita. Kalau rakyat masih sederhana pemimpinnya pun ikut sederhana. Inilah yang membuat rakyat sangat mencintai pemimpinnya. Kapankah ini akan terjadi? Jangan khawatir bermimpi saja dulu. Kedua, mampu menjadikan setiap kesulitan menjadi tantangan. Kesulitan itu bukan masalah yang sebenarnya. Masalah sebenarnya adalah cara penyikapan kita yang salah terhadap kesulitan. Karena itu, kita jangan panik dengan semua hal yang terjadi, dengan krisis ekonomi, tuduhan teroris, ataupun penghinaan. Semua ini harus mendorong kita untuk memberi bukti bahwa kita tidak seperti yang dituduhkan. Kita pun harus menjadi bagian dari solusi. Kita harus mencari alternatif bagaimana agar orang-orang yang tidak tahu Islam menjadi tahu indahya Islam, minimal dari diri kita. Ketiga, sebaik-baik jawaban terhadap penghinaan adalah sibuk memperbaiki diri. Kita tidak akan mampu memperbaiki orang lain sebelum kita memperbaiki diri. Maka mulailah dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil, dan mulailah saat ini. Mudah-mudahan ini merupakan rahasia bagaimana kita bisa menggapai masa depan yang lebih baik. Allah SWT sudah menjanjikan, Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberikan rezeki kepadanya dengan tiada terkira. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia mencukupkannya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3). Kita adalah makhluk yang lemah. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak ada apa-apanya. Para pemimpin atau para calon pemimpin negeri ini --tanpa bermaksud merendahkan-- semoga menyadari bahwa bangsa ini tidak mungkin bisa selamat kalau tidak ditolong oleh Allah. Menjelang pemilihan presiden kali ini, alangkah tepatnya bila kita memilih pemimpin-pemimpin yang shaleh, yaitu pemimpin yang bisa membimbing rakyatnya dekat dengan Allah. Hal ini teramat penting, karena pemimpin yang dekat dengan Allah akan mengeluarkan keputusan-keputusan yang bisa mendekatkan rakyatnya kepada Allah dan mampu menjadi teladan dalam kebaikan. Karena itu, pilihlah pemimpin yang memiliki semangat untuk memperbaiki bangsa ini dan tentunya memiliki kemampuan untuk melakukannya. Tiadalah menimpa suatu musibah melainkan dengan izin Allah (QS. At-Taghabun: 11). Allah tiada membebani seseorang melainan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah: 286). Allah pun menjanjikan, Sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan (QS. Al-Insyiraah: 5-6). Karena itu, kita jangan pernah takut dan panik menghadapi segawat apa pun kehidupan ini. Semua ujian yang menimpa sudah diukur oleh Allah dan Ia tidak mungkin menyia-nyiakan kebaikan hamba-Nya yang beriman. Rasulullah SAW mengatakan bahwa orang yang beriman itu tidak akan pernah rugi. Diberi nikmat dia bersyukur, syukur adalah kebaikan bagi dirinya. Diberi ujian dia bersabar, dan sabar adalah kebaikan bagi dirinya. Kita tidak akan hancur oleh siapa pun juga, satu-satunya yang akan menghancurkan kita adalah perilaku kita sendiri. Semoga Allah yang Mahakuasa membuka pintu hati kita sehingga dapat memahami hikmah di balik kejadian apa pun. Semoga pula Allah membimbing kita agar bisa menyikapi kejadian apa pun dengan sikap terbaik. Saudaraku, tetaplah bersemangat mengarungi hidup ini hingga Allah memanggil kita dengan Rahmat dan Kasih-Nya. Wallahu a'lam. purwokerto 17 Agustus 20011

0 komentar:

Popular Posts

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers